Bagi seseorang yang berprofesi sebagai marketing atau salesman, seperti saya ini, kata "target" sudah menjadi menu sehari-hari. Tanpa kehadirannya, hidup ini menjadi hambar dan tak jelas ujung muaranya. Hidup menjadi ngglambyar tak terarah. Namun terkadang pula, kata tersebut juga bisa menjelma menjadi buah simalakama, tak dimakan ibu mati, dimakan bapak tiada. Nah lho, repot banget 'kan?! Hehehehe....
Namun, justru disinilah letak dinamikanya. Dari sebuah kata yang terdiri dari 5 abjad ini, T-A-R-G-E-T, kita sebenarnya bisa meramal masa depan kita sendiri. Kelak kita akan menjadi apa dan bagaimana? Lho, bagaimana caranya?
"Target akan membuat kita menjadi lebih terarah dan sanggup melakukan sesuatu dengan benar."
Gampang! Cukup Anda resapi saja kata "target" tersebut jauh ke dalam sanubari Anda. Rasakan dan sekali-kali tanya pada diri Anda sendiri. "Menurut pandangan Anda 'target' itu apa?" Tentu akan ada banyak pandangan yang berbeda - karena beda orang beda cara pandangnya. Namun dari sekian banyak jawaban, saya coba sederhanakan menjadi dua saja, yakni: (1) Mereka yang memandang "target" sebagai beban yang memberatkan; dan (2) Mereka yang memandang "target" sebagai media untuk belajar mengembangkan diri.
Jika Anda condong pada jawaban pertama, maka ramalannya: kemungkinan kecil Anda bisa jadi orang sukses dan besar. Namun, jika jawaban Anda condong pada yang kedua, maka ramalannya: kemungkinan besar Anda akan jadi orang sukses dan besar. Hehehehe...
Apa hasil ramalan masa depan Anda, Kawan?
Salam,
@kangwiguk
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih, Anda telah berkunjung ke blog saya. Masukan, saran, dan kritik dari Anda sangat berarti bagi saya.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di sini...