Langsung ke konten utama

Bermain-Main dengan Pekerjaan @kangwiguk


Mihaly Csikszentmihalyi dari University of Chicago mengatakan, “Permainan/ bermain bisa memproduksi sesuatu yang disebut flow, sebuah kondisi ketika seseorang merasakan kenikmatan dan kontrol serta tidak memikirkan hal lain kecuali permainan tersebut. Salah satu ciri kondisi ini adalah waktu yang berlalu begitu cepat." (Rivalino Shaffar, 2009: 71).
sumber gbr: edukasi.kompasiana.com

Masih ingat?! Kapan terakhir kali Anda melakukan sebuah permainan yang sangat mengasyikkan hingga lupa waktu? Kenangan masa kecil saya, ibu sering berteriak-teriak mencari saya yang tak kunjung pulang meski hari sudah beranjak petang. Apa sebab?! Saya terlalu asyik menghabiskan waktu bersama kawan-kawan sebaya dengan bermain petak umpet, betengan, atau mencari bunga tebu untuk dipakai mobil-mobilan yang dirakit sendiri ala kadarnya, khas anak desa sekian tahun yang lalu.

Terbukti, baik secara ilmiah maupun berdasarkan pengalaman pribadi, permainan akan mendatangkan kenyamanan dan kesenangan. Meski bernama
permainan, namun permainan tetap membutuhkan keseriusan, keuletan, kerjasama, dan sikap pantang menyerah. Dalam dunia kerja, sikap-sikap tersebut juga sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, daripada Anda stres memikirkan tugas dan laporan yang seabrek; angka penjualan yang masih jauh dari target; serangan kompetitor yang datang bertubi-tubi; kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada karyawan; gaji yang tak kunjung naik; dan lain sebagainya; alangkah baiknya jika Anda menyikapi pekerjaan dan tugas Anda itu sebagai suatu permainan yang menyenangkan. Sebuah tantangan asyik yang harus diselesaikan tepat waktu. Caranya bagaimana? Terserah?! Anda bisa membuat kompetisi kecil-kecilan dengan rekan kerja, dengan aturan yang Anda tentukan bersama. Misal: siapa yang dapat menyelesaikan laporan ini paling cepat maka ia berhak mendapat semangkuk bakso gratis beserta minumannya. Siapa yang bisa on target terlebih dahulu maka ia berhak mendapatkan bingkisan spesial, dan sebagainya, silahkan Anda kreasikan sendiri.

"
Majalah Fortune, "Karyawan yang memiliki motivasi kerja tinggi, 127% lebih produktif daripada karyawan dengan motivasi biasa-biasa saja."

Metode permainan inilah yang digunakan oleh para atlet untuk berlatih dalam persiapan menghadapi event tanding yang akan mereka ikuti. Mereka mencurahkan segala pikiran, energi, dan usahanya untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu. Dan asyiknya, mereka bisa menjalani prosesnya dengan penuh kenikmatan dan kenyamanan layaknya sedang bermain dengan sesuatu yang mengasyikkan. Tantangan bagi kita adalah, bisakah kita membawa suasana permainan ini ke dalam aktivitas pekerjaan kita, sehingga bekerja menjadi lebih nikmat, nyaman, dan menyenangkan, tentu saja untuk hasil yang lebih produktif. Sebagaimana yang pernah ditulis dalam Majalah Fortune edisi Januari 1998 bahwa karyawan yang memiliki motivasi kerja tinggi, 127% lebih produktif daripada karyawan dengan motivasi biasa-biasa saja.

“Bermain membuka saluran baru untuk kreativitas dan meningkatkan kepuasan saat kita bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki motivasi kerja tinggi, 127% lebih produktif daripada karyawan yang tingkat motivasinya biasa-biasa saja dalam menghadapi pekerjaan dengan kompleksitas tinggi.” (Majalah Fortune Edisi Januari 1998).

Bagaimana, Kawan, bermain-main yuk....?!

Salam,
@kangwiguk




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih Susah Mana Mencari Kerja Ataukah Mencari Tenaga Kerja @kangwiguk

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah pengangguran di Indonesia hingga akhir Februari 2013 tercatat sebesar 7,17 juta orang. (sumber: kompas.com, 6 Mei 2013). Hal ini ditengarai karena sempitnya lapangan kerja. Jumlah pengangguran tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. “Untuk bisa sekolah saja susahnya minta ampun. Lha sekarang sudah lulus sekolah, nyari kerja ternyata lebih susah lagi,” begitu komentar salah satu tetangga saya yang kebingungan karena anaknya yang baru lulus sekolah menengah belum juga mendapat pekerjaan, meski telah melamar berulang kali.             Pertanyaannya sekarang, benarkah mencari kerja itu susah?

Daftar Blogger Pemula Aktif Indonesia

"Berbagi Semangat, Semangat Berbagi," itulah tagline yang saya gunakan dalam blog ini. Mengapa demikian? Ada dua hal yang melatar belakanginya. Pertama , SEMANGAT. Bagi saya, semangat adalah ruh dari setiap aktivitas kita. Ia adalah nyawa yang menghidupkan dan menggerakkan setiap sendi kehidupan kita. Tanpanya, hidup menjadi tak bergairah, loyo, dan tentu saja, tak ada pencapaian yang luar biasa. Kedua, BERBAGI. Untuk hal yang satu ini, rasanya tak perlu butuh banyak penjelasan, berbagai literatur bertebaran di mana-mana yang menunjukkan bahwa hikmah atau manfaat dari berbagi ini sangatlah banyak. Diantaranya adalah hidup menjadi lebih indah dan bermakna. Berbicara mengenai berbagi, saya langsung teringat dengan salah satu program yang digagas oleh admin Blogger Pemula Indonesia , Kang Hendri. Kang Hendri, telah mencetuskan sebuah ide yang luar biasa (menurut saya), yakni: blogwalking . Tentunya, bagi setiap blogger yang ingin blog-nya berkembang, kehadiran setiap pengu

Semangat @kangwiguk

"Tak ada yang bisa menghentikan karya, tak juga waktu. Yang bisa menghentikan adalah SEMANGAT YANG MATI." Pernah Anda mendengar ungkapan ini?! Iya, ini adalah ungkapan seorang musisi legendaris Indonesia, Chrisye. (Audifax, 2010). Dalam hal apapun yang kita geluti, SEMANGAT selalu menjadi hal terpenting yang harus dimiliki. Ia adalah "RUH" yang menghidupkan, ia adalah nyawa yang menggerakkan, selama semangat itu masih kita miliki, tak peduli berapa kali pun kita jatuh atau bahkan dijatuhkan (barangkali), maka sebanyak itu pula kita akan (sanggup) bangkit. Oleh karenanya, milikilah semangat yang berapi-api, semangat yang terus membara dari waktu ke waktu. Jaga sebaik mungkin dan jangan pernah biarkan padam sedikit pun. Bersamanya, raihlah apapun yang menjadi impian dan harapan Anda. Semangat Pagi, Semangat Beraktivitas. Salam, @kangwiguk