Langsung ke konten utama

Postingan

Mau dan Mampu @kangwiguk

Nick Vujicic Dalam berbagai kesempatan selalu dikatakan bahwa setiap manusia bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Kesuksesan manusia adalah mutlak menjadi tanggungjawab setiap individu masing-masing. Begitu pula atas kegagalannya. Dan faktor penting yang sangat mempengaruhi keduanya (sukses ataupun gagal) adalah kemauan dan kemampuan. Kedua faktor inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya seseorang. Kemauan menjadi faktor penting pertama yang harus dimiliki oleh setiap individu. Karena dengan memiliki kemauan yang kuat maka seseorang akan memperoleh energi luar biasa untuk meraih apapun yang menjadi harapan dan impiannya. Sebaliknya, tanpa kemauan yang kuat seseorang akan menjadi antipati dan kehilangan gairah untuk berjuang mewujudkan harapannya itu.

Musuh Terbesar Manusia @kangwiguk

Kendala terbesar yang menjadi penghalang kesuksesan manusia adalah dirinya sendiri. Hal ini persis sebagaimana ungkapan dari pepatah Cina kuno, “Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri.” Kalau kita mau berpikir jernih dan jujur, rasanya hal ini memang benar adanya. Sayangnya, kita justru sering tidak jujur terhadap diri sendiri. Hobi membohongi diri sendiri dan selalu (saja) mencari kambing hitam atas kegagalan dirinya sendiri. Ketika manusia berbuat salah dan jatuh dalam pelukan dosa, syetan yang selalu dijadikan kambing hitamnya. Padahal, apa yang bisa dilakukan syetan?

Ratatouille: Kisah Kesuksesan Seekor Tikus @kangwiguk

“ Tidak semua orang bisa menjadi artis hebat. Tapi siapa pun bisa menjadi artis yang hebat.” Kalimat yang luar biasa dari film “Ratatouille” . Semalam film ini diputar kembali di salah satu stasiun televisi swasta – entah untuk yang ke berapa kalinya. Film ini menceritakan tentang perjuangan seekor tikus yang bernama Remy. Awalnya Remy tinggal di atap sebuah rumah kayu milik seorang nenek di Paris, bersama ayahnya, Djengo dan saudaranya Emile, serta puluhan saudara-saudara lainnya. Dalam kesehariannya, sang nenek sangat menyukai acara masak-memasak di televisi yang dibawakan oleh seorang chef terkenal bernama Auguste Gusteau. Remy pun sangat menyukai Gusteau, ia tak pernah ketinggalan mengikuti acaranya tersebut. Dan ini membawa kebiasaan baru baginya, ia sangat menyukai makanan ala manusia – bukan makanan sampah sebagaimana tikus lainnya. Dalam hatinya, ia sangat ingin menjadi seorang chef terkenal sebagaimana Gusteau.

To Do, To Have, To Be...! @kangwiguk

“ Hidup adalah gerak. Tiada kehidupan tanpa gerakan, dan semua yang hidup mesti bergerak.” (dr. Taufiq Pasiak). Dalam perkembangannya, manusia mengalami beberapa fase kehidupan. Mulai sumber gbr: banguninspirasi.com dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dan menurut para pakar, saat memasuki usia kerja manusia mengalami tiga fase kehidupannya, yakni: (1) Fase To Do , (2) To Have, dan (3) To Be . Pada fase To Do , seseorang merasa harus melakukan sesuatu agar ia memperoleh sesuatu sebagaimana yang diharapkan. Ia terfokus pada hal-hal yang harus ia kerjakan. Pada fase ini, seseorang merasa dirinya sangat produktif. Bekerja menjadi semacam kegiatan yang sangat disukainya. Kerja keras, banting tulang, dan seribu satu macam

Kualitas Anda Akan Berbanding Lurus Dengan Kesuksesan Yang Anda Capai @kangwiguk

sumber gbr: jogjaloker.com Sehebat apa pun manusia, terkadang ia tetap membutuhkan pertimbangan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya. seperti halnya teman saya ini. menjabat sebagai supervisor marketing , first line manager di perusahaannya, tak lantas membuat ia bisa seenaknya sendiri menggunakan wewenang yang ada untuk mengatasi salah satu anak buahnya yang bermasalah. Untuk itulah ia meminta pertimbangan kepada salah satu anak buahnya. "Kegagalan manusia lebih disebabkan karena dirinya sendiri. Bukan oleh orang lain." Kepada anak buahnya itu ia bercerita: “Sudah hampir satu bulan terakhir ini saya menghadapi masalah seorang diri. Hari ini saya memanggil Anda agar saya bisa berbagi cerita dengan Anda. Syukur-syukur Anda bisa membantu saya memecahkan masalah ini. Tentu, saya akan sangat berterima kasih.

Kerja... Kerja... Kerja...! @kangwiguk

“Sesungguhnya tidak ada negara kaya atau negara miskin. Yang ada adalah sumber gbr: loommy.com negara dengan pengelolaan yang baik atau negara dengan pengelolaan yang buruk.” Demikian doktrin yang disampaikan oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN di hadapan audiens dalam acara debat capres pekan lalu di Makasar. Bagi saya, doktrin yang disampaikan oleh Pak Dahlan Iskan itu sangat luar biasa. Menurut saya, hal itu juga berlaku pada kehidupan pribadi kita. “Sesungguhnya tidak ada manusia gagal di dunia ini. Yang ada adalah manusia yang mau dan mampu mengembangkan dirinya atau manusia yang tidak memiliki kemauan apalagi kemampuan untuk mengembangkan dirinya.” Karena pada dasarnya setiap manusia yang lahir ke dunia ini adalah pribadi yang baik. Mahluk terbaik yang diciptakan Tuhan untuk kemakmuran alam semesta.

Karyawan Yang Mem-PHK Dirinya Sendiri

“Masa depan Anda sangat tergantung pada kualitas diri Anda sendiri.” sumber gbr: mantanburuh.wordpress.com Saya yakin Anda setuju dengan ungkapan ini. Karena pada dasarnya, setiap orang bertanggungjawab menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Dalam dunia kerja pun berlaku hal yang sama. Oleh karenanya, ketika perusahaan memutuskan untuk memberhentikan salah satu karyawannya, hakekatnya adalah karyawan itu sendiri yang telah “berhasil” memberhentikan dirinya sendiri. Bagaimana bisa? Analoginya sederhana. Anda selalu berharap yang terbaik dalam hidup dan kehidupan Anda. Memperoleh pekerjaan yang mapan, mendapat gaji dan fasilitas yang memadai, serta berada pada lingkungan yang baik – atasan serta rekan kerja terbaik yang senantiasa ada dan mendukung Anda. Benar demikian? Sama halnya dengan