Langsung ke konten utama

Postingan

Jadilah Seperti Kupu-Kupu... @kangwiguk

sumber gbr: jurnalhajiumroh.com Barangkali masih ingat dengan jelas, salah satu pelajaran biologi yang pernah kita dapat saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Salah satunya adalah mengenai materi pelajaran metamorfosis. Yakni perubahan secara bertahap menuju pada bentuk yang sempurna. Dan salah satu mahluk hidup yang mengalami metamorfosis adalah kupu-kupu. Berasal dari telur, menetas menjadi ulat, tumbuh dan berkembang, lantas menjadi kepompong untuk beberapa saat hingga ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Kehidupan manusia juga tak terlepas dari proses panjang untuk menggapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup? Iya, kesempurnaan hidup. Tak peduli kesempurnaan yang dimaksud akan tercapai atau tidak. Itu sama sekali

Klik Kanan & Refresh Your Mind @kangwiguk

sumber gbr: toko-gumilar.com Apa yang Anda lakukan saat komputer Anda berjalan lambat, lelet, dan "menyebalkan"? Sebelum Anda obrak-abrik perangkat komputer tersebut, hal pertama yang acapkali dilakukan adalah melakukan refresh pada perangkat itu. Cara yang lazim dilakukan adalah dengan meng-klik bagian kanan mouse lalu klik "refresh" . Trata.... komputer pun sudah lumayan nyaman untuk digunakan. Otak manusia juga seperti seperangkat komputer. Berbagai software ada di dalamnya. Berbagai aplikasi (teori) memenuhi sudut-sudut penyimpanan data dalam memori otak kita. Belum lagi berbagai pesan - baik positif maupun negatif - juga turut menambah sesak memori otak kita. Setiap detik, setiap

Kesuksesan, Tak Perlu Kau Sibuk Mencarinya @kangwiguk

sumber gbr: bahpong.blogspot.com Dalam sebuah pengantar bukunya, "Quantum Ikhlas", Erbe Sentanu (2007), mengatakan bahwa sesungguhnya manusia sudah berada di atas titik kesuksesannya. Karena default factory setting (fitrah penciptaan), sesungguhnya kesuksesan manusia sudah selalu siap, ready , hybernate di latar belakang kehidupannya. Jadi tak perlu lagi kesuksesan itu dicari di mana dan kemana. Karena semakin kita mencarinya, semakin susah kita menemukannya, alih-alih meraihnya. Kesuksesan itu berada di dalam diri kita sendiri. Dan satu-satunya kunci yang bisa membuka gerbangnya adalah kesadaran kita sendiri, consciousness , atau dalam bahasa agamanya disebut dengan ketaqwaan.

Tuhan Sedang Apa Ya? @kangwiguk

Abu Nawas Masih ingat dengan anekdot Sultan Harun Alrasyid dan Abunawas? Demi menguji kecerdasan dan kecerdikan Abunawas, Sultan Harun Alrasyid memberi sebuah pertanyaan pada Abunawas. Bagi orang awam seperti saya, sebenarnya pertanyaan ini tergolong sulit dan nyaris tanpa jawaban, tapi tidak bagi Abunawas, pertanyaan tersebut justru mengantar ia menjadi raja walau sesaat. "Hai, Abunawas, tahukah engkau, Tuhan sedang apa sekarang?" Tanya Sang Sultan. "Ampun, Paduka, pertanyaan itu terlalu sulit untuk saya jawab dari sini kecuali jika Paduka mengizinkan saya untuk duduk di singgasana barang sebentar," jawab Abunawas. "Baiklah..! Tapi awas, jika ternyata engkau tak bisa menjawab pertanyaan tersebut, maka engkau harus rela menerima hukuman dari saya," ucap Sang Sultan sambil beranjak bangkit dari singgasananya.

Meramal Masa Depan @kangwiguk

Bagi seseorang yang berprofesi sebagai marketing atau salesman , seperti saya ini, kata "target" sudah menjadi menu sehari-hari. Tanpa kehadirannya, hidup ini menjadi hambar dan tak jelas ujung muaranya. Hidup menjadi ngglambyar tak terarah. Namun terkadang pula, kata tersebut juga bisa menjelma menjadi buah simalakama, tak dimakan ibu mati, dimakan bapak tiada. Nah lho, repot banget 'kan?! Hehehehe.... Namun, justru disinilah letak dinamikanya. Dari sebuah kata yang terdiri dari 5 abjad ini, T-A-R-G-E-T, kita sebenarnya bisa meramal masa depan kita sendiri. Kelak kita akan menjadi apa dan bagaimana? Lho, bagaimana caranya?

Paradigma @kangwiguk

"Bila ada orang yang meragukan keyakinan Anda akan suatu kesuksesan, jangan pernah sekalipun Anda mendengarnya. Percayalah! Sesungguhnya orang tersebut sedang mencari kawan untuk meratapi kegagalannya." (anonim) Kata "paradigma" pertama kali muncul sekitar abad pertengahan di Inggris. Kata tersebut merupakan serapan dari Bahasa Latin, yakni paradigma yang berarti suatu model atau pola; Bahasa Yunani, paradeigma ( para + deiknunai ) yang berarti untuk membandingkan, bersebelahan ( para ), dan memperlihatkan ( deik ). Dalam disiplin intelektual, paradigma berarti cara pandang seseorang

@kangwiguk: Reaktif vs Proaktif

Siapa bilang kehidupan ini berjalan mulus adanya? Justru sebaliknya, kehidupan ini berjalan sangat tak beraturan. Penuh riak gelombang di sana-sini. Berbagai persoalan datang, berbagai hambatan dan rintangan menghampiri. Sikap kita dalam merespon persoalan tersebut berpengaruh besar pada kualitas kehidupan kita sendiri, termasuk pada ending kesuksesan kita di dunia ini. Secara umum, ada dua sikap yang biasa diambil oleh seseorang dalam merespon problematika kehidupannya, yakni: Reaktif dan Proaktif.