“Banyak kegagalan dalam
hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya
mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.” (Thomas Alfa
Edison).
Dalam sebuah seminar
enterpreneurship yang pernah saya ikuti, seorang narasumber
mengajukan sebuah pertanyaan sederhana kepada kami, “Anda tahu,
berapa kali Anda ditakdirkan gagal oleh Tuhan?” Mendapat
pertanyaan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, tentu saja
kami tercengang, bingung, dan tak tahu harus menjawab apa, hingga
tiba-tiba saja kami seolah membuat kesepakatan sebelumnya untuk
serentak menjawab, “Tidak tahu …!” Sebuah
jawaban yang sangat jujur karena kami memang tidak tahu dan tidak
pernah terpikirkan akan hal itu.
Mendengar
jawaban begitu, dengan santainya sang narasumber balik menjawab,
“Makanya, kalau tidak tahu jangan sok tahu ….”
Sebelum kami
menjadi semakin bingung, segera sang narasumber
menjelaskan duduk persoalannya. Kita terkadang lebih sering 'sok
tahu' daripada 'tahu beneran'. Belum melakukan (tindakan) apa-apa,
kita sudah mengklaim terlebih dahulu bahwa saya tidak bisa. Baru
sekali tersandung rintangan – belum hambatan yang besar – kita
sudah bilang, “Hal ini sulit. Rasanya saya tidak sanggup.
Bukan mengada-ada, saya yakin orang lain pun tidak bakal
mampu.” Dan jawaban-jawaban
sejenis lainnya. Inilah gaya sok tahu kita?!
Dan tanpa disadari gaya 'sok tahu' kita ini justru menjadi penyebab
terbesar kegagalan kita. Karena
sebenarnya kegagalan hanya soal sudut pandang saja, cara pandang
seseorang tentang sesuatu. Atau istilahnya 'paradigma'.
Seseorang
yang memiliki sudut pandang positif tidak akan pernah berpikir, “Saya
gagal” ketika ia menemukan
jalan buntu atas usahanya. Tetapi ia akan berpikir, “Saya
harus mencoba (lagi) dengan cara lain.”
Dengan begitu, ia akan
berusaha dan terus berusaha
dengan berbagai cara hingga usahanya itu mencapai hasil. Dan apa
hasil yang didapatnya? Selain mimpi dan harapannya tercapai, ia juga
memiliki pengalaman yang beragam – berbagai metode ia kuasai –
dan itu akan memudahkan ia dalam mencapai kesuksesan-kesuksesan
berikutnya. Jadi, jangan
heran jika orang sukses itu selalu dekat dengan kesuksesan-kesuksesan
lainnya. Dan sebaliknya, orang yang gagal akan semakin dekat dengan
kegagalan-kegagalan berikutnya.
Nah
lho, masihkah kita akan jadi
orang yang sok tahu?!
Salam,
@kangwiguk
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih, Anda telah berkunjung ke blog saya. Masukan, saran, dan kritik dari Anda sangat berarti bagi saya.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di sini...