Keyakinan kita telah
mengajarkan, bahwa segala amal perbuatan tergantung pada niatnya.
Niat menjadi sumber dari segala aktivitas dan tindakan kita. Tidak
selamanya hal yang nampak baik, itu baik. Karena hakekat kebaikan itu
ada pada dasar hati setiap individu. Hanya dia sendiri dan Tuhan yang
tahu. Orang yang setiap hari datang ke kantor, menjalankan aktivitas
pekerjaan sebagaimana tugas dan tanggungjawabnya, belum tentu ia
adalah karyawan yang baik. Lho, kok bisa? Iya. Faktanya memang
mengatakan demikian. Lihatlah, dua atau tiga orang yang bekerja pada
perusahaan yang sama, dengan tugas dan tanggungjawab yang sama
(pula), berada di ruangan yang sama, atau bahkan dengan besaran gaji
yang sama (pula), serta dipimpin oleh atasan yang sama, namun pada
kenyataannya mereka tidak pernah memiliki prestasi yang sama. Mengapa
demikian? Karena mereka memiliki cara dan sudut pandang yang berbeda,
sehingga hasil yang dicapai pun pasti akan berbeda. Semua kembali
pada niat yang terpatri dalam lubuk hati kita. Bukankah Tuhan menilai
tindakan kita sebagaimana niatnya? Maka, begitu pula Tuhan
menganugerahkan hasilnya tak jauh dari apa yang telah kita niatkan.
Niat, jika kita
korelasikan dalam kehidupan masa kini bisa dimaknai sebagai visi dan
misi. Kita semua tahu, bahwa visi dan misi adalah hal penting dalam
kehidupan ini. Karena tanpa memiliki visi dan misi maka kehidupan
kita akan menjadi tak terarah. Hilang kendali, dan tak jelas
muaranya. Pun demikian dalam aktivitas kerja kita, setiap tugas yang
dijalankan harus jelas tujuannya dulu, jelas target pencapaiannya.
Apa tujuan jangka panjangnya dan bagaimana proses yang harus
dijalankan? Tanpa ada target yang jelas, maka bisa dipastikan segala
pekerjaan yang kita lakukan akan kehilangan makna dan jauh dari
prestasi. Untuk itu, sebaiknya kita senantiasa meremajakan niat kita
kembali, agar setiap aktivitas kerja kita menjadi lebih jelas, lebih
terarah, dan tentu saja lebih jelas hasilnya.
Sayangnya, acapkali kita
melakukan aktivitas kerja hanya atas dasar kewajiban belaka, datang –
ceklok (absensi) – beraktivitas namun hanya sebagai rutinitas
belaka, tanpa visi dan misi yang jelas, sehingga hasilnya pun menjadi
kabur dan tak tentu. Kadang memuaskan dan terkadang sangat
mengecewakan. Jika Anda mengalami hal yang demikian, maka tanyalah
pada diri Anda sendiri, “Sudahkah Anda memiliki niat yang jelas,
tujuan yang jelas sebagaimana hasil yang hendak Anda capai?” Oleh
karenanya, sebaiknya kita selalu bertanya pada diri sendiri, setiap
hari, setiap akan memulai aktivitas kerja kita, “Hari ini apa yang
hendak saya capai? Hari ini saya melakukan apa dan untuk apa?”
dengan demikian setiap aktivitas yang kita kerjakan menjadi jelas
arah dan tujuannya.
Bagaimana menurut Anda?
Salam,
@kangwiguk
super sekali kang. niat bisa jadi motivasi paling kuat, seperti akan bilang niat bisa jadi visi dan misi. #opini tentang "Karena hakekat kebaikan itu ada pada dasar hati setiap individu" kalau bicara hakikat semua kepunyaan tuhan, begitupun dengan hakikat kebaikan. bedanya kalau manusia punya nurani itu yang menjadi fitrah manusia, oleh karenanya siapapun manusianya pasti menginginkan sesuatu yang baik. keep blogging kang terus berikan sesuatu yang baik buat orang banyak
BalasHapus